Bayi

33 Istilah Penting dalam Menyusui yang Perlu Dipahami Ibu di Pekan ASI 2025

Ditulis oleh: Christina Holmes Diterbitkan pada 8 August 2025
Bacaan 4 menit

Setiap tahun, pada tanggal 1–7 Agustus, dunia merayakan Pekan ASI Sedunia sebagai momentum untuk mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif dan mendukung ibu dalam perjalanan menyusui mereka. Di tahun 2025 ini, mari kita sambut Pekan ASI dengan semangat baru dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perjalanan menyusui.

Namun, di balik momen penuh haru itu, ada banyak hal yang ibu pelajari. Mulai dari istilah-istilah baru, teknik, dan pengetahuan yang membuat perjalanan menyusuinya terasa lebih tenang.

Di momen Pekan ASI Sedunia 2025 ini, mari kita pahami 33 istilah penting dalam menyusui, agar setiap ibu merasa lebih siap, setiap bayi mendapatkan yang terbaik, dan setiap dekapan menjadi lebih bermakna.

image.alt
  1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD): Menyusui bayi segera setelah lahir, biasanya dalam satu jam pertama, untuk membangun ikatan dan merangsang produksi ASI.
  2. Pelekatan (Latch On): Posisi dan cara bayi menempel pada payudara dengan benar untuk memastikan isapan efektif dan menghindari nyeri.
  3. Refleks Let-Down (Let-Down Reflex): Refleks keluarnya ASI saat bayi mengisap atau ketika ibu mendapat rangsangan emosional.
  4. ASI Awal (Foremilk): ASI yang keluar di awal sesi menyusui, encer dan kaya laktosa.
  5. ASI Akhir (Hindmilk): ASI yang keluar di akhir sesi menyusui, lebih kental dan tinggi lemak.
  6. Kolostrum (Colostrum): ASI pertama yang kental dan kekuningan, kaya antibodi.
  7. ASI Eksklusif (Exclusive Breastfeeding): Pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain selama 6 bulan pertama.
  8. Prinsip Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand): Produksi ASI mengikuti frekuensi dan kebutuhan menyusu bayi.
  9. Menyusu Kelompok (Cluster Feeding): Bayi menyusu lebih sering dari biasanya dalam waktu singkat, terutama saat sore atau malam hari, atau saat lonjakan pertumbuhan.
  10. Lonjakan Pertumbuhan (Growth Spurt): Fase pertumbuhan cepat yang membuat bayi menyusu lebih sering.
  11. Bengkak Payudara (Engorgement): Payudara penuh, keras, dan nyeri akibat penumpukan ASI.
  12. Mastitis: Infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri dan kemerahan.
  13. Memerah ASI (Pumping): Mengeluarkan ASI menggunakan pompa atau tangan.
  14. Eping (Exclusive Pumping): Memberikan ASI hanya dari hasil perah, tanpa menyusui langsung.
  15. Panduan Penyimpanan ASI (Storage Guidelines): Aturan penyimpanan ASI perah sesuai suhu ruang, kulkas, atau freezer.
  16. Menyusui Ganda (Tandem Nursing): Menyusui dua anak dalam waktu bersamaan.
  17. Penyapihan (Weaning): Proses menghentikan pemberian ASI, bisa bertahap atau langsung.
  18. Menyusui Langsung (Direct Breastfeeding/ DBF): Menyusui bayi langsung dari payudara tanpa perantara botol.
  19. Kebingungan Puting (BingPut): Bayi kesulitan membedakan puting ibu dan dot.
  20. Power Pumping: Teknik memompa ASI dengan pola tertentu untuk meningkatkan produksi.
  21. Mogok Menyusu (Nursing Strike): Bayi tiba-tiba menolak menyusu sementara waktu.
  22. Menyusui Satu Sisi (Block Feeding): Menyusui dari satu payudara dalam jangka waktu tertentu untuk mengatur produksi ASI berlebih.
  23. Kontak Kulit ke Kulit (Skin-to-Skin Contact): Meletakkan bayi di dada ibu tanpa penghalang untuk merangsang ikatan dan produksi ASI.
  24. Hiperlaktasi (Oversupply): Produksi ASI berlebihan yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu dan bayi.
  25. Relaktasi (Relactation): Mengembalikan produksi ASI setelah sempat berhenti atau berkurang.
  26. Kompresi Payudara (Breast Compression): Menekan atau memijat payudara lembut saat menyusui untuk membantu aliran ASI.
  27. Letargia Bayi (Baby Lethargy): Kondisi bayi terlalu lemas atau mengantuk sehingga sulit menyusu efektif.
  28. Ikatan Lidah Pendek (Tongue-Tie/Frenulum Pendek): Kondisi lidah bayi terikat jaringan pendek yang menghambat pelekatan.
  29. Saluran ASI Tersumbat (Plugged Duct): Penyumbatan saluran ASI yang menyebabkan benjolan dan nyeri.
  30. Galaktagog (Galactagogue): Makanan, minuman, atau suplemen yang dipercaya membantu meningkatkan produksi ASI.
  31. Teknik Marmet (Marmet Technique): Teknik memerah ASI dengan tangan menggunakan pijatan dan tekanan lembut untuk mengosongkan payudara.
  32. Metode Menyusui Malam (Dream Feeding): Menyusui bayi saat ia setengah tertidur untuk membantu tidur lebih lama di malam hari.
  33. Menyusu Eksklusif dengan Pompa (Exclusive Pumping/Eping): Memberikan ASI hanya melalui pompa, tanpa menyusui langsung.

Menyusui adalah perjalanan yang tidak selalu lurus dan mudah. Ada hari-hari penuh senyum, ada pula momen penuh air mata. Ada rasa bangga ketika melihat si kecil tertidur pulas di dekapan, namun ada juga rasa lelah yang membuat ingin menyerah. Setiap tetes ASI bukan hanya cairan kehidupan, tetapi juga simbol dari dedikasi, pengorbanan, dan kasih sayang yang tak ternilai.

Di Pekan ASI Sedunia 2025 ini, mari kita mengingat bahwa setiap perjalanan menyusui itu unik, tidak ada standar tunggal yang membuat satu ibu lebih baik dari yang lain. Yang terpenting adalah bagaimana seorang ibu berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, sesuai kondisi dan kemampuannya. Dukungan pasangan, keluarga, tenaga kesehatan, dan lingkungan menjadi bahan bakar penting agar ibu tetap kuat melangkah.

Dan bagi para ibu, izinkan diri Anda untuk beristirahat, untuk meminta bantuan, dan untuk merayakan pencapaian kecil setiap harinya. Karena menyusui bukan hanya soal memberi makan, tapi tentang membangun ikatan yang akan menjadi fondasi bagi tumbuh kembang anak. Dalam setiap dekapan, ada kehangatan yang akan ia bawa seumur hidupnya.

Artikel Lainnya

Bayi

Ingin Relaktasi, Inilah Panduannya!

Kanak-kanak

Panduan Lengkap Gigi Anak Tanggal: Urutan, Usia, dan Tips Perawatan

Kanak-kanak

Hari Pertama Sekolah: 15 Lagu Ceria untuk Menyemangati Si Kecil

Kanak-kanak

Parenting Zaman Now: Pelajaran Berharga dari Dr. Shefali untuk Orang tua

Kanak-kanak

Konten Anomali di YouTube Anak: Bahaya Tersembunyi di Balik Layar

Kanak-kanak

Pentingnya Mengajarkan Anak untuk Menerima Kekalahan dengan Bijak

Saat Anak Berbohong

Remaja

Saat Anak Mulai Berbohong, Apa yang Harus Dilakukan?

Zat Besi pada Anak

Balita

Kekurangan Zat Besi Pengaruhi Performa Kognitif Anak