Karbohidrat, Sumber Energi Utama
Karbohidrat menjadi sumber energi utama bagi anak, namun jenis karbohidrat yang dipilih harus tepat dan relevan dengan konteks lokal. Dalam program MBG, Dr. Tan Shot Yen mengkritik keras menu berbasis gandum seperti burger. Ia menegaskan, “Yang dibagi adalah burger, tidak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia.”
Menurutnya, pangan lokal seperti nasi, jagung, ubi, atau singkong jauh lebih sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi anak sekaligus menjaga identitas pangan bangsa.
Protein, Kunci Pertumbuhan dan Kekebalan
Protein penting untuk membangun jaringan, otot, dan sistem imun. Anak sebaiknya mendapatkan protein dari berbagai sumber, baik hewani seperti ikan, ayam, telur, maupun nabati seperti tahu dan tempe.
Lemak Sehat, Bahan Bakar Otak dan Hormon
Lemak tak jenuh dari alpukat, kacang, ikan laut, atau minyak zaitun mendukung fungsi otak, hormon, dan penyerapan vitamin.
Vitamin dan Mineral, Pendukung Sistem Imun Tubuh
Vitamin A, C, D, zat besi, kalsium, zinc, dan yodium berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh, perkembangan tulang, dan metabolisme.
Serat dan Antioksidan, Penjaga Pencernaan dan Perlindungan Sel
Serat dari sayur, buah, dan biji-bijian membantu pencernaan tetap lancar. Antioksidan dari buah berwarna dan sayur hijau melindungi sel dari kerusakan.
Aman dan Higienis
Bahan pangan harus bebas dari kontaminan, alat masak dan penyimpanan harus bersih, dan proses distribusi harus menjaga keamanan. Selain itu, orang tua juga perlu memahami bahwa tidak semua reaksi tubuh terhadap makanan adalah alergi.
Dr. Tan Shot Yen menjelaskan lebih lanjut, "Intoleransi beda dengan alergi. Alergi saat diberi langsung muntah, langsung diare, langsung mencret, langsung berak-berak. Tapi intoleransi itu ibaratnya seperti Anda punya mertua 3 bulan di rumah.Kalau dia baru datang 3 hari enggak apa-apa. It's ok. Tapi begitu mertua ini mulai 3 bulan, jadi yang disebut dengan exposure paparannya harus sering. Tiap hari minum susu lah jeder. Setelah sebulan 2 minggu mulai kembung, mencret.
Itu intoleransi. Jadi intoleransi beda dengan alergi."
Kutipan ini memperlihatkan betapa pentingnya membedakan alergi dengan intoleransi, karena dampaknya berbeda. Dalam program gizi anak, terutama yang melibatkan ribuan siswa seperti MBG, pemahaman ini sangat penting agar menu yang disajikan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
Sedekat Mungkin dengan Bentuk Aslinya
Dr. Tan mengingatkan, “Makanan yang baik adalah yang semakin dekat dengan bentuk aslinya, kalau itu sayur harus kelihatan sayurnya, berwarna hijau, ada daunnya, buah juga sebaiknya dalam bentuk aslinya, bukan cairan berwarna dalam kardus.”