“There is no such thing as a perfect parent, so just be a real one.”
Kalimat dari Sue Atkins ini menjadi pembuka yang mengingatkan kita bahwa perjalanan menjadi orang tua adalah proses panjang penuh pembelajaran. Kadang kita merasa harus tegas agar anak disiplin, kadang pula kita takut anak sedih dan akhirnya menuruti semua keinginannya. Padahal, di antara dua sisi itu, ada cara pengasuhan yang jauh lebih seimbang, hangat, dan efektif.
Dalam webinar Parentstory Circle yang berlangsung pada Minggu, 13 Oktober 2025, bersama Ratih Ibrahim, CEO dan Founder Personal Growth sekaligus Psikolog Klinis Senior, terungkap bahwa kemandirian anak tidak dibentuk oleh ketegasan berlebihan atau kelembutan tanpa batas. Kemandirian justru tumbuh dari pola asuh yang penuh kasih, tetapi tetap memiliki struktur yang jelas. Itulah yang disebut gaya pengasuhan authoritative parenting.
Kemandirian bukan sekadar tentang anak bisa makan sendiri atau membereskan mainan tanpa disuruh. Lebih dari itu, kemandirian adalah kemampuan anak untuk memahami emosinya, menenangkan diri ketika kecewa, serta belajar bertanggung jawab terhadap pilihan yang ia buat.
Anak yang mandiri biasanya fleksibel menghadapi perubahan, mampu mengenali perasaannya, tidak bergantung pada pujian, dan berani mencoba hal baru. Seperti disampaikan Ratih, “Kemandirian mempersiapkan anak untuk menghadapi berbagai tanggung jawab dan tantangan hidup di masa depan.”








