Di sudut sebuah kafe yang ramai, aroma kopi memenuhi udara. Di antara deretan laptop terbuka dan percakapan singkat antarpekerja, ada pemandangan yang semakin sering kita jumpai: seorang ayah dengan secangkir latte di tangan, sementara di sampingnya, si kecil tertawa riang di stroller atau nyaman di gendongan. Inilah yang disebut Latte Dad, atau dalam bahasa Swedia, Latte Pappa.
Fenomena Latte Dad: Tren Ayah Modern yang Hadir di Pengasuhan

Dari Swedia ke Dunia
Fenomena ini pertama kali populer di Swedia, negara yang sejak 1970-an memperkenalkan kebijakan parental leave yang bisa dibagi rata antara ayah dan ibu. Kebijakan ini membuat pemandangan ayah-ayah mengasuh anak di ruang publik menjadi hal biasa. Mereka berkumpul di kafe, taman, bahkan playground, menunjukkan bahwa pengasuhan bukan sekadar tugas ibu, melainkan tanggung jawab bersama. Dari sana, istilah Latte Dad kemudian menyebar dan menjadi simbol baru tentang ayah yang hadir.

Menjadi Ayah yang Hadir, Lebih dari Sekadar Tren
Bagi sebagian orang, Latte Dad mungkin terlihat sebagai gaya hidup urban, ayah yang mengasuh anak sambil menyeruput kopi di kafe. Namun sejatinya, fenomena ini adalah wajah baru pengasuhan. Ia bercerita tentang ayah yang tidak hanya hadir di akhir pekan, tetapi juga di momen sehari-hari, seperti menemani anak bermain, menenangkan tangisan, hingga ikut dalam ritme keseharian yang sederhana namun penuh arti.
Bagi seorang anak, momen-momen kecil inilah yang membentuk rasa aman. Anak belajar bahwa ayahnya bisa diandalkan, bisa diajak tertawa, dan siap merangkul ketika dunia terasa terlalu besar. Bagi masyarakat, Latte Dad menjadi pengingat bahwa pengasuhan bukan hanya soal siapa yang bekerja mencari nafkah, melainkan tentang siapa yang benar-benar hadir di samping anak.
Fenomena ini lahir dari Swedia, tapi pesannya bersifat universal. Bahwa ayah modern bukan sekadar pencari nafkah, melainkan juga pencipta kenangan. Bahwa hadir di samping anak, di rumah, di taman, bahkan di kafe, adalah bagian dari membangun fondasi keluarga yang kokoh.
Jadi, mungkin hari ini saat Anda menikmati secangkir kopi, ajaklah si kecil bersama Anda. Karena pada akhirnya, bukan latte-nya yang akan diingat, melainkan tawa dan pelukan yang tercipta di tengah kesibukan.
Detail isi artikel
- Dari Swedia ke Dunia
- Menjadi Ayah yang Hadir, Lebih dari Sekadar Tren
Artikel Lainnya

Bayi
Memperkenalkan Parentstory Circle, Komunitas Parenting untuk Berbagi Cerita dan Dukungan

Pra-sekolah
Peran Ayah di Setiap Usia Anak: Dari Pelukan Pertama hingga Sahabat yang Dapat Diandalkan

Bayi
33 Istilah Penting dalam Menyusui yang Perlu Dipahami Ibu di Pekan ASI 2025

Bayi
Ingin Relaktasi, Inilah Panduannya!

Kanak-kanak
Panduan Lengkap Gigi Anak Tanggal: Urutan, Usia, dan Tips Perawatan

Kanak-kanak
Hari Pertama Sekolah: 15 Lagu Ceria untuk Menyemangati Si Kecil

Kanak-kanak
Parenting Zaman Now: Pelajaran Berharga dari Dr. Shefali untuk Orang tua

Kanak-kanak
Konten Anomali di YouTube Anak: Bahaya Tersembunyi di Balik Layar