Persiapan Kehamilan

Cara Mengatasi Mastitis pada Ibu Menyusui

Ditulis oleh: Diterbitkan pada 5 June 2025
Bacaan 6 menit
Mastitis pada Ibu Menyusui

Mastitis pada Ibu Menyusui

Hal yang wajar bila payudara ibu menyusui terasa bengkak ketika bayi mulai menyusu. Sebab, payudara penuh dengan susu ibu. Tetapi, jika ibu menyusui mulai merasakan nyeri pada payudara yang menjadi sangat menyakitkan atau tiba-tiba merasa demam, mungkin ibu sedang mengalami kondisi mastitis. Ini merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui. Diperkirakan, sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis, menurut dr. Ema Alasiry, Sp.A(K), pada sebuah artikel di situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Media kesehatan terkemuka di Amerika Serikat (AS), WebMD, mengemukakan pula, bahwa di AS, 1 dari 10 ibu menyusui mengalami mastitis.

Terjadi dalam 6 Minggu Pertama

Pada buku ‘Indonesia Menyusui’ yang diprakarsai oleh IDAI dan disusun oleh berbagai pakar ASI sebagai pelengkap dari buku Bedah ASI yang diterbitkan tahun 2008, dijelaskan, bahwa sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir. Meski paling sering pada minggu kedua dan ketiga, namun mastitis dapat terjadi sepanjang masa menyusui, bahkan pada wanita yang sementara tidak menyusui. Dari penjelasan dr. Ema, mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa infeksi, dan mastitis terinfeksi. “Apabila ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut stasis ASI. Bila ASI tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi,” jelas dokter spesialis anak konsultan ini.

image.alt

Sumber Foto : dok. Instagram @breastfeeding.dietitian

Faktor Risiko yang Menyebabkan Mastitis

Menurut sebuah artikel tentang mastitis di WebMD, mastitis terjadi ketika bayi Anda tidak menyusu atau menempel dengan benar, atau cenderung hanya memilih salah satu payudara, sehingga terus menerus menyusu di payudara yang sama. Mastitis juga bisa terjadi jika Anda tidak menyusui atau memompa ASI secara teratur. Perlu diketahui, wanita menyusui bukan satu-satunya yang dapat terkena mastitis. Jika Anda tidak sedang menyusui, puting pecah-pecah atau melakukan tindik di puting, juga dapat menyebabkan infeksi payudara. Keduanya memungkinkan bakteri masuk ke saluran susu. Umumnya, ini juga biasa terjadi pada wanita yang memiliki kebiasaan merokok.

Selain itu, terdapat pula faktor risiko lainnya yang memicu terjadinya mastitis menurut dr. Ema, yaitu:

  • Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.
  • Puting lecet, yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri sehingga membuat kebanyakan ibu menghindari pengosongan payudara secara sempurna.
  • Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek.
  • Biasanya mulai terjadi pada malam hari saat ibu tidak memberikan bayinya minum sepanjang malam atau pada ibu yang menyusui dengan terburu-buru.
  • Pengosongan payudara yang tidak sempurna.
  • Bayi yang hanya mengisap puting (tidak termasuk areola). Ini menyebabkan puting terhimpit di antara gusi atau bibir, sehingga aliran ASI tidak berjalan sempurna.
  • Ibu atau bayi dalam kondisi sakit.
  • Frenulum (jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah, yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) bayi yang pendek. Kondisi ini disebut juga dengan tongue-tie
  • Produksi ASI terlalu banyak.
  • Berhenti menyusu secara cepat atau mendadak, misalnya saat bepergian.
  • Penekanan pada payudara, semisal akibat bra yang terlalu ketat atau sabuk pengaman pada mobil.
  • Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur, serpihan kulit, dan lain-lain.
  • Penggunaan krim yang tidak cocok pada puting.
  • Ibu mengalami stres atau kelelahan.
  • Ibu mengalami malnutrisi. Hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh yang rendah.

Gejala Mastitis

Kumpulan gejala dari kondisi mastitis yang diungkapkan oleh dr. Ema dan WebMD adalah sebagai berikut:

  • Sama seperti infeksi lainnya, jaringan di sekitar area yang terinfeksi akan meradang, dan infeksi ini tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pada mastitis, saluran susu yang terinfeksi menyebabkan payudara membengkak. Payudara Anda mungkin terlihat merah dan bengkak, juga terasa sangat nyeri atau panas.
  • Banyak penderita mastitis merasa seperti terserang flu, termasuk merasa nyeri, menggigil, dan demam. Biasanya, demam dengan suhu lebih dari 38,5 derajat Celcius.
  • Bayi menolak menyusu pada payudara yang mengalami mastitis karena terjadi peningkatan kadar natrium dalam ASI sehingga ASI terasa asin.
  • Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
  • Anda mungkin juga akan merasakan benjolan keras di payudara Anda.
  • Gejala mastitis bisa datang dengan sangat tiba-tiba. Anda mungkin merasa seperti terkena flu sebelum muncul rasa tidak nyaman pada payudara Anda. Apabila Anda merasakan nyeri tersebut atau melihat tanda kemerahan, hubungi dokter atau konselor laktasi sesegera mungkin.

Cara Mengatasi Mastitis

  • Menurut dr. Ema, tatalaksana mastitis dimulai dengan memperbaiki teknik menyusui atau pelekatan. Cobalah menghubungi konselor laktasi untuk mengajarkan Anda posisi atau teknik menyusui yang tepat.
  • Aliran ASI yang baik merupakan hal penting dalam penanganan mastitis karena stasis ASI merupakan masalah yang biasanya mengawali terjadinya mastitis. Ibu dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah.
  • Bila Anda merasa sangat nyeri, Anda dapat mulai menyusui dari sisi payudara yang sehat, kemudian sesegera mungkin dipindahkan ke payudara bermasalah bila sebagian ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah berkurang.
  • Pijatan payudara yang dilakukan dengan jari-jari yang dilumuri minyak atau krim selama proses menyusui dari daerah sumbatan ke arah puting juga dapat membantu melancarkan aliran ASI.
  • Meskipun mastitis menyakitkan bagi Anda, namun tidak akan membahayakan bayi. Pasalnya, ibu dan bayi biasanya mempunyai jenis pola kuman yang sama. Demikian pula pada saat terjadi mastitis, sehingga proses menyusui dapat terus dilanjutkan dan ibu tidak perlu khawatir terjadi transmisi bakteri ke bayinya.
  • Disarankan oleh dr. Ema, setiap menyusui, posisikan bayi pada payudara sedemikian rupa sehingga dagu atau ujung hidung berada di tempat yang mengalami sumbatan. Hal ini akan membantu mengalirkan ASI dari daerah tersebut.
  • WebMD menganjurkan para ibu menyusui yang mengalami mastitis untuk minum banyak air, kenakan bra longgar, dan istirahatlah sebanyak mungkin. Bila perlu, mintalah bantuan support system Anda agar dapat beristirahat.
  • Saat bayi menyusu, Anda dapat mengompres hangat payudara. Cara ini akan sangat membantu dalam mengalirkan ASI.
  • Tetapi, setelah menyusui atau memerah ASI, kompres dingin payudara untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Pasalnya, pada payudara yang bengkak, kompres panas kadang membuat rasa nyeri bertambah. “Pada kondisi ini kompres dingin justru membuat ibu lebih nyaman. Keputusan untuk memilih kompres panas atau dingin lebih tergantung pada kenyamanan ibu,” jelas dr. Ema.
  • Biasanya, ibu menyusui menolak mengonsumsi obat, namun menurut dr. Ema, ibu dengan mastitis dianjurkan mengonsumsi beberapa obat sesuai indikasi. Seperti Analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Apabila tidak terlihat perbaikan gejala dalam 12 - 24 jam atau ibu tampak sakit berat, antibiotik juga harus segera diberikan. Pastikan obat-obatan yang Anda konsumsi sesuai dengan rekomendasi dokter Anda.
  • Ubah pola makan Anda menjadi lebih sehat dengan mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi seimbang.

Detail isi artikel

  • Terjadi dalam 6 Minggu Pertama
  • Faktor Risiko yang Menyebabkan Mastitis
  • Gejala Mastitis
  • Cara Mengatasi Mastitis

Atikel Terkait

Postpartum Depression 101: Ciri, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Postpartum Depression 101: Ciri, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

IVF - Bayi Tabung

Yang Perlu Dipersiapkan Suami saat Jalani Program Bayi Tabung

Infeksi Saluran Kemih pada Bumil

Infeksi Saluran Kemih saat Hamil. Ini yang Perlu Diketahui!

Atikel Lainnya

Postpartum Depression 101: Ciri, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Persiapan Keluarga Baru

Postpartum Depression 101: Ciri, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

IVF - Bayi Tabung

Fertilitas

Yang Perlu Dipersiapkan Suami saat Jalani Program Bayi Tabung

Infeksi Saluran Kemih pada Bumil

Persiapan Kehamilan

Infeksi Saluran Kemih saat Hamil. Ini yang Perlu Diketahui!

tips bebas panik jadi orang tua baru

Persiapan Keluarga Baru

Tips Bebas Panik Jadi Orang Tua Baru

Aturan Minum Pil KB

Persiapan Kehamilan

Aturan Minum Pil KB

11 Makanan yang Baik Dikonsumsi Usai Melahirkan

Persiapan Kehamilan

11 Makanan yang Baik Dikonsumsi Usai Melahirkan

Record of Youth

Persiapan Keluarga Baru

7 Ilmu Parenting Penting dari Drakor 'Record of Youth'

Mastitis pada Ibu Menyusui

Persiapan Kehamilan

Cara Mengatasi Mastitis pada Ibu Menyusui