Hubungan

Tips Parenting: Cara Membantu Anak yang Punya Saudara Berkebutuhan Khusus agar Tetap Percaya Diri

Ditulis oleh: Christina Holmes Diterbitkan pada 14 October 2025
Bacaan 4 menit

Memiliki anak berkebutuhan khusus adalah perjalanan yang penuh warna bagi setiap keluarga. Ada cinta yang melimpah, ada tantangan yang tidak selalu mudah dijalani. Di tengah fokus dan perhatian yang tercurah untuk anak dengan kebutuhan khusus, sering kali ada sosok lain yang diam-diam belajar memahami situasi, yaitu saudara mereka.

Si kakak atau adik bisa saja terlihat baik-baik saja, tetapi di balik itu mungkin ada rasa cemburu, kesepian, atau keinginan untuk lebih diperhatikan. Mereka jarang mengeluh karena tidak ingin menambah beban orang tua. Namun, di dalam hati kecil mereka, bisa jadi tersimpan pertanyaan sederhana, “Apakah aku juga penting?”

Sebagai orang tua, kita tentu ingin setiap anak merasa dicintai dengan porsi yang adil. Artikel ini mengajak kita memahami cara-cara sederhana untuk menjaga hati saudara dari anak berkebutuhan khusus agar mereka tetap bahagia, percaya diri, dan tumbuh dalam kasih yang seimbang.

image.alt

1. Akui Perasaan Mereka

Banyak saudara dari anak berkebutuhan khusus merasa harus menjadi anak yang selalu kuat dan sabar. Mereka terbiasa menahan diri karena takut menambah kekhawatiran orang tua.

Psikolog anak Dr. Rose Mini (Bunda Romy) pernah mengatakan, “Ketika anak merasa didengar, ia belajar mengenali dirinya sendiri dan tumbuh dengan rasa aman.”

Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk memberi ruang bagi setiap emosi yang muncul.

Sampaikan dengan lembut bahwa wajar jika mereka merasa lelah, kesal, atau bahkan iri. Katakan bahwa semua perasaan itu manusiawi dan boleh dibicarakan. Saat anak merasa diterima tanpa dihakimi, ia belajar bahwa menjadi “baik” bukan berarti harus menyembunyikan perasaannya.

2. Berikan Tanggung Jawab Secara Wajar

Kadang, karena kondisi keluarga, si kakak atau adik mendapat tanggung jawab lebih dari seharusnya. Mereka diminta membantu adik yang berkebutuhan khusus atau mengambil alih pekerjaan rumah.

Tanggung jawab memang bisa membuat anak belajar empati dan mandiri, tetapi penting untuk memastikan beban itu sesuai usia dan kemampuan. Orang tua bisa berkata, “Terima kasih sudah membantu, tapi kamu juga berhak bermain dan beristirahat.” Kalimat sederhana ini mengingatkan anak bahwa cinta tidak diukur dari seberapa banyak mereka membantu.

3. Ajak Mereka Bertemu dengan Teman yang Mengerti

Tidak semua teman memahami bagaimana rasanya memiliki saudara berkebutuhan khusus. Kadang mereka merasa berbeda dan sendirian.

Coba ajak mereka bergabung dengan komunitas atau kelompok yang memiliki pengalaman serupa. Jika belum ada di lingkungan sekitar, komunitas daring atau forum parenting bisa menjadi tempat aman untuk berbagi cerita.

Psikolog keluarga Elly Risman pernah menekankan pentingnya dukungan sosial bagi anak, “Anak belajar dari lingkungan. Ketika lingkungannya penuh empati, ia akan menumbuhkan empati yang sama.” Dengan bertemu teman yang bisa memahami, anak merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini.

4. Bicarakan Soal Masa Depan dengan Terbuka

Banyak anak yang memiliki saudara berkebutuhan khusus menyimpan kekhawatiran tentang masa depan. Mereka mungkin takut harus menanggung tanggung jawab besar nanti, atau khawatir ketika orang tua tidak lagi bisa mendampingi.

Buka ruang obrolan yang jujur dan tenang. Dengarkan apa yang mereka pikirkan, lalu sampaikan bahwa masa depan tidak harus mereka hadapi sendirian. Katakan bahwa keluarga akan mencari solusi bersama. Percakapan seperti ini memberi rasa aman dan menumbuhkan kepercayaan diri.

5. Luangkan Waktu Hanya untuk Mereka

Dalam keseharian yang sibuk, waktu menjadi hal paling berharga. Kadang tanpa disadari, perhatian kita tersita sepenuhnya untuk anak berkebutuhan khusus.

Coba luangkan waktu khusus hanya untuk si kakak atau adik. Tidak perlu lama, bisa dengan berjalan sore bersama, menonton film berdua, atau sekadar makan es krim sambil berbagi cerita. Momen kecil seperti ini menegaskan bahwa mereka tetap punya tempat istimewa di hati orang tua.

Mendampingi anak berkebutuhan khusus memang membutuhkan perhatian ekstra, tetapi bukan berarti kasih untuk anak lainnya harus berkurang. Justru di sinilah seni menjadi orang tua diuji, bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan, perhatian, dan rasa aman emosional setiap anak.

Dengan mengakui perasaan mereka, memberi ruang untuk berbicara, dan menyediakan waktu penuh makna, orang tua bisa membantu saudara dari anak berkebutuhan khusus tumbuh menjadi pribadi yang kuat, empatik, dan penuh kasih. Pada akhirnya, cinta yang tumbuh di antara mereka akan menjadi fondasi keluarga yang hangat dan saling menguatkan.

Artikel Lainnya

Kesehatan Mental

Indonesia Butuh Pemimpin Hebat! Mulai dari Cara Anda Mendidik Anak di Rumah!

Hubungan

Begini Cara Menjawab Pertanyaan Anak: Apa Itu Demonstrasi?

Kesehatan Mental

Orang Tua Wajib Tahu: Bahaya Roblox dan Cara Menghindarinya

Kesehatan Mental

Ngobrol bukan Ngomel: Seni Berbicara dengan Anak Remaja Tanpa Bikin Mereka Nutup Diri

Karier & Keuangan

Menjadi Ayah Diplomat: Perjalanan Albusyra Basnur Membangun Kedekatan di Tengah Tugas Negara

Kesehatan Mental

Mengasuh Anak Tanpa Drama: Kenali Conscious Parenting ala Dr. Shefali

Love Language Gary Chapman

Hubungan

Lima Bahasa Cinta Anak yang Perlu Dipahami Orang Tua

Ajarkan Anak Hidup Hemat Sejak Dini, Ini Trik Jitunya!

Perencana Finansial

Ajarkan Anak Hidup Hemat Sejak Dini, Ini Trik Jitunya!