1. Akui Perasaan Mereka
Banyak saudara dari anak berkebutuhan khusus merasa harus menjadi anak yang selalu kuat dan sabar. Mereka terbiasa menahan diri karena takut menambah kekhawatiran orang tua.
Psikolog anak Dr. Rose Mini (Bunda Romy) pernah mengatakan, “Ketika anak merasa didengar, ia belajar mengenali dirinya sendiri dan tumbuh dengan rasa aman.”
Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk memberi ruang bagi setiap emosi yang muncul.
Sampaikan dengan lembut bahwa wajar jika mereka merasa lelah, kesal, atau bahkan iri. Katakan bahwa semua perasaan itu manusiawi dan boleh dibicarakan. Saat anak merasa diterima tanpa dihakimi, ia belajar bahwa menjadi “baik” bukan berarti harus menyembunyikan perasaannya.
2. Berikan Tanggung Jawab Secara Wajar
Kadang, karena kondisi keluarga, si kakak atau adik mendapat tanggung jawab lebih dari seharusnya. Mereka diminta membantu adik yang berkebutuhan khusus atau mengambil alih pekerjaan rumah.
Tanggung jawab memang bisa membuat anak belajar empati dan mandiri, tetapi penting untuk memastikan beban itu sesuai usia dan kemampuan. Orang tua bisa berkata, “Terima kasih sudah membantu, tapi kamu juga berhak bermain dan beristirahat.” Kalimat sederhana ini mengingatkan anak bahwa cinta tidak diukur dari seberapa banyak mereka membantu.
3. Ajak Mereka Bertemu dengan Teman yang Mengerti
Tidak semua teman memahami bagaimana rasanya memiliki saudara berkebutuhan khusus. Kadang mereka merasa berbeda dan sendirian.
Coba ajak mereka bergabung dengan komunitas atau kelompok yang memiliki pengalaman serupa. Jika belum ada di lingkungan sekitar, komunitas daring atau forum parenting bisa menjadi tempat aman untuk berbagi cerita.
Psikolog keluarga Elly Risman pernah menekankan pentingnya dukungan sosial bagi anak, “Anak belajar dari lingkungan. Ketika lingkungannya penuh empati, ia akan menumbuhkan empati yang sama.” Dengan bertemu teman yang bisa memahami, anak merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini.
4. Bicarakan Soal Masa Depan dengan Terbuka
Banyak anak yang memiliki saudara berkebutuhan khusus menyimpan kekhawatiran tentang masa depan. Mereka mungkin takut harus menanggung tanggung jawab besar nanti, atau khawatir ketika orang tua tidak lagi bisa mendampingi.
Buka ruang obrolan yang jujur dan tenang. Dengarkan apa yang mereka pikirkan, lalu sampaikan bahwa masa depan tidak harus mereka hadapi sendirian. Katakan bahwa keluarga akan mencari solusi bersama. Percakapan seperti ini memberi rasa aman dan menumbuhkan kepercayaan diri.
5. Luangkan Waktu Hanya untuk Mereka
Dalam keseharian yang sibuk, waktu menjadi hal paling berharga. Kadang tanpa disadari, perhatian kita tersita sepenuhnya untuk anak berkebutuhan khusus.
Coba luangkan waktu khusus hanya untuk si kakak atau adik. Tidak perlu lama, bisa dengan berjalan sore bersama, menonton film berdua, atau sekadar makan es krim sambil berbagi cerita. Momen kecil seperti ini menegaskan bahwa mereka tetap punya tempat istimewa di hati orang tua.