Pada hari terakhir Parentstory Festival (13/12/2020) pun webinar yang diadakan oleh Parentstory tetap menarik dan informatif. Salah satunya adalah webinar dengan topik ‘Panduan Gizi untuk Mengatasi Masalah Berat Badan si Kecil’ bersama dokter spesialis gizi klinik, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, dari RSIA Brawijaya Antasari.
Panduan Gizi untuk Mengatasi Masalah Berat Badan si Kecil

Panduan Gizi Untuk Mengatasi Masalah Berat Badan Si Kecil
Dipandu oleh VP of Marketing Parentstory, Ayunda Wardhani, webinar ini membahas salah satu masalah yang sering membuat Parents khawatir, yaitu berat badan si kecil yang sulit bertambah atau bahkan berlebihan. Apa saja yang sebenarnya harus diperhatikan untuk membuat berat badan si kecil bertambah sesuai grafik? Simak penjelasannya berikut.

Pentingnya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Anak
Menurut dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, yang akrab dipanggil dr. Cindy, masalah berat badan anak ini memang selalu menjadi isu pada orang tua. Keluhan yang paling sering didapat dari orang tua adalah, anaknya yang menolak makan atau hanya mau makanan tertentu (picky eater). Tetapi, ada pula orang tua yang memiliki anak obesitas atau kelebihan berat badan.
“Kalau di Brawijaya Antasari, ada alat body composition yang bisa melihat seberapa banyak otot dan lemak anak. Jadi, kita bisa mengerti kondisi anak yang kurus ini ‘dalamnya’ oke atau tidak menggunakan alat khusus tersebut. Bisa memantau lebih tajam pada anak-anak, sehingga orang tua lebih tenang karena mengetahui ‘dalamnya’ anak seperti apa,” jelas dokter yang kerap mengikuti workshop internasional seputar genetik manusia ini. Dr. Cindy menambahkan, “Nutrisi penting sekali untuk mendukung tumbuh kembang anak. Nutrisi merupakan hal krusial yang orang tua perlu perhatikan kelengkapannya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, supaya pertumbuhannya maksimal.”
Ini merupakan fungsi nutrisi yang dijelaskan dr. Cindy:
- Energi untuk aktivitas sepanjang hari.
- Menjaga organ tubuh agar dapat bekerja dengan dengan baik. “Ketika organ tubuh baik, anak akan menjadi lebih sehat,” tutur dr. Cindy.
- Mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Membantu mencegah terjadinya penyakit.
Berdasarkan penjelasan dr. Cindy, nutrisi adalah molekul yang terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh semua organisme untuk menghasilkan energi, tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Nutrisi dicerna dan kemudian dipecah menjadi bagian-bagian penting yang digunakan oleh organisme. Ada dua jenis nutrisi, yaitu:
- Makronutrien: Nutrisi yang dibutuhkan lebih banyak oleh manusia, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.
- Mikronutrien: Nutrisi yang kebutuhannya lebih sedikit, tapi tetap penting. Seperti mineral (zinc, zat besi, kalsium, magnesium) dan vitamin (vitamin A, vitamin D, vitamin B, folat, vitamin B12). “Kalau ini enggak ada, ya enggak jalan badan kita,” tegas dr. Cindy.
Vitamin dan mineral, menurut dr. Cindy, adalah nutrisi penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan agar semua organ tubuh bekerja dengan baik. Vitamin dan mineral tidak digunakan sebagai energi, tetapi membantu memecah dan membangun protein, lemak, dan gula. “Biar pun anak enggak mau, orang tua enggak boleh bosan untuk mengenalkan sayur dan buah pada anak, karena itu adalah sumber vitamin dan mineral,” tegasnya.
Dokter yang aktif di Instagram dengan nama akun @drcmeal ini menjelaskan, “Kalau tubuh diibaratkan seperti mobil yang sumber tenaganya bensin, maka bensin itu adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Nah, kalau enggak ada oli, itu mobil juga enggak jalan. Bisa kita bayangkan vitamin dan mineral itu olinya. Karena itu, orang tua harus menerapkan pola makan seimbang. Kalau anaknya enggak mau, enggak apa-apa karena dia masih proses belajar, yang penting dicoba terus.”

Isi Piring Anak yang Ideal
Yang seringkali ditegaskan oleh dr. Cindy pada webinar kali ini adalah, mengenai pentingnya menerapkan pola makan sehat bagi seluruh keluarga, terutama anak, sedini mungkin. Pastikan di piring anak, terdapat empat porsi komponen makanan, yaitu karbohidrat (biji-bijian atau padi-padian), buah-buahan, sayur mayur, dan protein. Cindy menyarankan orang tua untuk mengenalkan karbohidrat yang lebih sehat pada anak, seperti karbohidrat kompleks. Cindy mengatakan, “Kalau kita sudah memberikan makanan yang sehat pada anak sejaki dini, tentu saja akan lebih mudah bagi anak untuk makan sehat seperti itu hingga dewasa.”
Sumber karbohidrat kompleks di antaranya adalah, oat, roti gandum, dan nasi merah. “Yang sederhana, orang tua sebisa mungkin membatasi segala macam yang mengandung gula, seperti gula pasir, roti putih, nasi putih, dan soda. Yang sering terjadi, ketika anaknya tidak mau makan, orang tuanya asal memberikan makanan dengan anggapan yang penting anak sudah makan. Padahal yang dimakan anak cuma kue atau donat, itu cuma karbohidrat saja. Tidak boleh begitu, anak butuh semua nutrisi secara lengkap,” papar dr. Cindy.
Sumber protein juga harus hadir di piring anak, bisa dari ikan, ayam, telur, tahu, tempe, ataupun kacang-kacangan. Selain itu, dr. Cindy mengingatkan para Parents yang mengikuti webinar ini untuk memberikan lemak tidak jenuh pada anak. “Ini Juga penting, karena dinding sel itu dibentuk dari lemak. Tapi, bukan berarti karena anak kita butuh lemak terus kita kasih yang lemak jenuh, seperti di butter, makanan yang digoreng, biskuit, cake, dan es krim. Lemak yang tidak jenuh ada di minyak zaitun, alpukat, kacang almon, dan ikan laut juga ada omega-3. Kenapa omega 3 penting? Karena untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak,” ungkap dr. Cindy.
Trik Agar Anak Mau Makan Sehat
Memang tidak mudah untuk membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat secara rutin. Butuh proses, bertahap, dan perlu terus dikenalkan. Namun, bukan berarti tidak boleh mengonsumsi makanan yang tidak sehat, junk food misalnya. Boleh saja diberikan, menurut dr. Cindy, pasalnya anak-anak terkadang bila dilarang malah semakin penasaran. Anda bisa menyiasatinya dengan membuat junk food dengan versi yang lebih sehat, di rumah bersama anak. Semisal, membuat burger homemade berisi sayur, atau memanggang kentang daripada menggorengnya. Bila sesekali ingin membeli junk food atau fast food untuk anak bolehkah? “Sebisa mungkin, sesedikit mungkin,” jawab dr. Cindy.
Beberapa trik yang dapat dilakukan orang tua agar anak mau mengonsumsi makanan sehat juga diberikan oleh dr. Cindy pada webinar ini, yaitu:
- Beri pengertian pada anak tentang manfaat dari mengonsumsi makanan sehat. Contohnya, wortel baik untuk menjaga kesehatan matanya, jeruk mengandung Vitamin C yang baik dalam menjaga daya tahan tubuhnya, dan sebagainya.
- Membuat makanan dengan tampilan yang menarik. Belilah bermacam cetakan makanan, lalu bentuk menjadi sushi atau bento, atau membentuk sayur dan buah sesuai keinginan anak. Anda dapat mengajak anak untuk membantu Anda membuatnya, seperti sedang bermain.
- Ajak anak untuk berbelanja bahan pangan yang sehat. Minta ia untuk memilih bahan makanan dan menu makan yang akan dimasak, lalu menjadi menu makanannya.
- Orang tuanya harus memberi contoh. “Jangan anak dipaksa makan sayur dan buah, tapi ayah atau ibunya enggak makan,” tegas dr. Cindy.
- Anda dapat pula mengajak anak untuk memasak menu makanan sehat, tapi jangan yang membahayakan. Sesuaikan dengan usia. Misalnya, pada balita, ajak ia membuat salad atau sandwich.
Penyakit Genetik, Berisikokah pada Anak?
Variasi genetik pada manusia, menurut dr. Cindy, akan memberi pengaruh pada penyerapan gizi, cara metabolisme, dan performa fisik. Inilah yang membuat adanya perbedaan kebutuhan pada nutrisi, pola makan, dan olahraga setiap orang. DNA (informasi genetik) juga bukan takdir seseorang. Bila orang tua Anda diabetes, tidak selalu Anda pasti akan mengidap diabetes pula. “Pada gen kita itu seperti ada tombol ‘on’ dan ‘off’. Kalau misalnya kita punya risiko diabetes, tapi pola makan kita dijaga dengan baik, maka gen jelek tersebut bisa ‘off’ sampai tua. Tapi, kalau sudah punya gen diabetes dan makannya tidak dijaga, ya bisa kena. Gennya akan jadi ‘on’.”
Kalau anaknya berisiko diabetes dan sering diberikan makanan manis, seperti kue, donat, dan es krim, maka risikonya akan lebih awal terjadi. “Jadi, memang kita harus memberikan anak makanan yang sehat sehingga anak terus terbiasa menerapkannya dan menjadi dewasa yang sehat. Terus berikan pengetahuan tentang makanan sehat dan kebiasaan baik,” pungkas dr. Cindy.
Detail isi artikel
- Pentingnya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Anak
- Isi Piring Anak yang Ideal
- Trik Agar Anak Mau Makan Sehat
- Penyakit Genetik, Berisikokah pada Anak?
Artikel Lainnya

Kanak-kanak
Hari Pertama Sekolah: 15 Lagu Ceria untuk Menyemangati Si Kecil

Kanak-kanak
Parenting Zaman Now: Pelajaran Berharga dari Dr. Shefali untuk Orang tua

Kanak-kanak
Konten Anomali di YouTube Anak: Bahaya Tersembunyi di Balik Layar

Kanak-kanak
Pentingnya Mengajarkan Anak untuk Menerima Kekalahan dengan Bijak

Remaja
Saat Anak Mulai Berbohong, Apa yang Harus Dilakukan?

Balita
Kekurangan Zat Besi Pengaruhi Performa Kognitif Anak

Kanak-kanak
Anak Sering Sakit Perut? Waspadai Gejala GERD!

Kanak-kanak
Mengenal Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Anak