Dalam perjalanan menjadi orang tua, kita semua pernah merasa seperti kehilangan kendali. Ada hari-hari ketika kelelahan fisik dan mental menumpuk; ketika suara tangisan anak, permintaan yang tiada henti, atau konflik kecil membuat dada terasa sesak. Ada momen-momen ketika kita meragukan diri sendiri: Apakah saya sudah cukup baik? Apakah keputusan ini benar? Mengapa rasanya justru makin jauh dari bayangan menjadi orang tua ideal? Rasa frustrasi muncul saat anak tidak mendengarkan, saat tantrum tak kunjung reda, atau saat ekspektasi kita tak sejalan dengan kenyataan. Semua ini seringkali membuat kita merasa sendiri, terjebak dalam pusaran emosi yang sulit diredakan.
Namun, sadarkah Anda? Semua itu sejatinya adalah bagian dari proses yang indah dan penuh makna. Conscious Parenting, atau pola asuh sadar, mengajak kita berhenti sejenak dari hiruk pikuk itu, untuk menengok ke dalam diri, bukan sekadar mencari cara memperbaiki anak. Karena sesungguhnya, menjadi orang tua adalah perjalanan tumbuh bersama: anak membantu kita menyembuhkan luka lama, menantang ego kita, dan mengajarkan makna cinta tanpa syarat. Pola asuh ini mengingatkan bahwa yang terpenting bukanlah bagaimana kita membentuk anak sesuai harapan, melainkan bagaimana kita hadir penuh kesadaran agar koneksi yang tercipta menjadi tulus dan bermakna.