Keluhan Ibu Hamil di Trimester 2 dan 3

Keluhan kehamilan tidak hanya terjadi di trimester pertama. Mengapa? “Karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron akan terus terjadi sampai ibu hamil melakukan persalinan,” jawab dr. Muhammad Fadli, SpOG dari RS Pondok Indah (RSPI). Ia mengingatkan agar para ibu hamil mengetahui keluhan apa saja yang muncul di trimester kedua dan ketiga serta memahami batas wajarnya. Apalagi di trimester ini menurutnya ada beberapa risiko perubahan yang bisa memicu kelahiran prematur jika tidak segera diatasi dengan tepat. “Agar para ibu tidak terjebak pada solusi yang sifatnya hanya mitos,” tegasnya pada Webinar yang digelar RS Pondok Indah dengan tajuk “Keluhan Pada Masa Kehamilan dan Cara Penanganannya.”

• Nyeri ulu hati dan sering sendawa: Fluktuasi hormon saat hamil juga menyebabkan motilitas atau gerakan usus menurun yang diikuti dengan pengosongan lambung yang lebih lama. Dalam kondisi normal, pengosongan lambung terjadi sekitar 4 jam tapi di masa hamil menjadi 5-6 jam sekali. Alhasil asam lambung jadi lebih sering meningkat, plus klep penghubung (sphincter) antara esofagus dan lambung menjadi lebih rilaks dan terbuka. “Inilah yang membuat asam lambung naik atau refluks ke kerongkongan dan terjadi sendawa atau nyeri ulu hati. Untuk mengatasinya, dr. Fadli menyebutkan small frequent feeding adalah solusinya. “Pilih juga karbohidrat yang kompleks untuk menetralisir asam lambung sehingga ibu bisa jadi lebih nyaman.”
• Kram pada kaki: Hal ini dialami bumil yang kurang minum dan dehidrasi. Karena ketika kita kurang minum maka produksi asam laktat dalam tubuh meningkat dan menyebabkan kram pada otot-otot kita. “Jadi pastikan ibu terhidrasi dengan cukup dan asupan kalsium dan magnesium penting untuk diberikan. Serta jangan lupa melakukan peregangan otot sebelum dan setelah bangun tidur.” Demikian solusi dari dr. Fadli.
• Nyeri pada pinggang: Rahim yang membesar dari ukuran 7 sentimeter menjadi 4-5 jari di atas pusar, membuat otot-otot serta ligamen di sekitar rahim dan panggul ikut meregang. Ini menyebabkan rasa nyeri, bahkan menurut dr. Fadli, hal ini bisa terjadi hingga trimester ketiga. “Itu mengapa penting untuk melakukan olahraga agar otot-otot dan sendi menjadi lebih fleksibel,”saran dr. Fadli. Tapi jika rasa nyerinya sudah mengganggu, segeralah periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah rasa nyeri itu karena sebab fisiologi atau adanya faktor lain seperti kista yang terpuntir di dalam rahim.
• Kebas atau nyeri pada tangan: Kenaikan berat badan yang berlebihan bisa memicu terjadinya carpal tunnel syndrome yang ditandai dengan kebas-kebas pada telapak tangan. Mengapa ini bisa terjadi? Adalah peningkatan lemak disebut dr. Fadly membuat penyempitan pada tunnel yang ada di tangan. “Selain menjaga kenaikan berat badan tidak berlebihan, ibu hamil juga penting meningkatkan asupan kalsium agar otot-otot tidak kram.”

• Detak jantung meningkat dan sesak napas: Pada kondisi normal, detak jantung orang dewasa adalah 60-110 per menit tapi pada ibu hamil meningkat jadi 30%. Kondisi ini dijelaskan dr. Fadly membuat beban jantung meningkat dan tubuh seperti selalu dalam kondisi olahraga. “Yang harus dipastikan apakah detak jantung yang meningkat ini masih dalam batas wajar atau berlebihan? Jika berlebihan maka harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerja tiroid.” Tak hanya itu pada usia kehamilan 32 minggu, biasanya beban jantung akan meningkat jauh lebih banyak. Ditambah dengan kondisi janin yang semakin membesar membuat abdomen ibu tertekan.  Sedangkan saat bernapas, paru-paru akan mengembang dan membuat diafragma menekan ke bawah. “Inilah yang kemudian membuat napas terasa sesak karena rahim posisinya persis di bawah diafragma,” jelas dr. Fadli seraya menyebutkan jika sesak napas sudah dirasa mengganggu bisa diatasi dengan olahraga ringan. “Jika masih sesak napas setelah olahraga ringan, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.”
• Braxton hicks atau kontraksi palsu: Janin yang ada di dalam rahim membuat rahim membesar dan meregang. “Ini bisa memicu terjadinya kontraksi palsu,” imbuh dr. Fadli. Kontraksi palsu biasanya akan berhenti ketika bumil mengubah posisi atau minum air hangat. Tapi kalau intensitas kontraksinya semakin sering dan lama, apalagi disertai dengan keluarnya darah atau cairan ketuban maka harus segera ke dokter karena ini adalah gejala kontraksi persalinan. “Terlebih jika ini terjadi saat usia kehamilan kurang dari 32 minggu, bisa jadi kontraksi adalah manifestasi dari adanya infeksi.” Apa sajakah infeksi yang bisa menyebabkan kontraksi? Dr. Fadli menyebutkan infeksi saluran kemih sampai infeksi gigi berlubang adalah penyebabnya. Karena itu bumil wajib melakukan pemeriksaan kebersihan mulut dan gigi saat hamil. 
• Wasir: Karena motilitas usus menurun maka memicu terjadinya wasir atau konstipasi. Pada ibu hamil ada yang bersifat sementara tapi ada juga yang menetap. “Saran saya, lakukanlah diet tinggi serat, minum air yang cukup serta rajin berolahraga ringan untuk membantu gerakan usus lebih cepat dan mencegah terjadinya konstipasi.”
• Bengkak pada kaki: Hal ini juga biasa terjadi karena rahim yang membesar akan menekan pembuluh darah balik ke jantung. Alhasil darah yang balik ke jantung jadi lebih sedikit dan membentuk bendungan atau edema pada tungkai. Ini menurut dr. Fadli bisa diatasi dengan mengganjal kaki dengan 1-2 bantal saat tidur. “Tujuannya untuk membuat posisi kaki sedikit lebih tinggi dari jantung sehingga membantu tubuh mengalirkan darah balik ke jantung.” Tapi jika bengkak kaki masih terjadi, maka dokter akan menyarankan bumil melakukan pemeriksaan albumin dan tekanan darah tinggi. “Bengkak pada kaki bisa jadi salah satu gejala dini adanya keracunan pada kehamilan. Apalagi jika tensinya di atas 140,” pungkas dr. Fadli.